Malam itu Kau singgah lagi--
di petak berjeriji besi Dia
bersama sabda-sabda pandir
serta rantaian dogma yang memasung benak--
cubaan Imperialisasi sisi egoistis Dia.
Lama Dia berteleku
di sebalik dinding konkrit
bercoret isme-isme yang acapkali
menjadi mantera ritual puja
dan senggama minda.
Benteng jiwaNya kan tetap kekar terpasak--
biar ditiup Maha Pawana Kau
yang seringkali ghairah
merobek halus pintu-pintu sukma
tanpa kenal erti putus asa.
"Aku putuskan begitu," kata Dia.
No comments:
Post a Comment